Sanaa - Meskipun sekutu militer terdekatnya dan juga ketua suku berpengaruh di Yaman telah menarik dukungannya, Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh tetap enggan mengundurkan diri. Presiden Saleh justru mengklaim bahwa dirinya didukung oleh sebagian besar rakyat Yaman.
"Kami masih di sini. Sebagian besar rakyat Yaman bersama dengan keamanan, stabilitas, dan hukum konstitusional," ucap Presiden Saleh seperti dikutip kantor berita setempat dan dilansir AFP, Senin (21/3/2011).
"Mereka yang menyerukan kekacauan, kekerasan, kebencian dan sabotase hanya merupakan minoritas kecil saja," tegasnya.
Dua orang jenderal membelot dan menyatakan dukungannya kepada oposisi yang mendesak Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah berkuasa 3 dekade segera lengser. Jenderal Nasser Ali Shuaybi menyatakan, 60 tentara dari Provinsi Hadramawt, beserta dirinya telah bergabung dengan 'revolusi pemuda'. Sebanyak 50 petugas di Kementerian Dalam Negeri juga melakukan hal serupa.
Pengumuman Shuaybi ini datang setelah seorang pejabat militer paling senior Jenderal Ali Mohsen al-Ahmar menyatakan bergabung dengan gerakan pemrotes melawan rezim Saleh. Setelah pengumuman Mohsen, puluhan aparat militer Yaman secara terbuka menyatakan dukungan yang sama.
Satu per satu, petugas dari berbagai jajaran mengumumkan dukungan mereka bagi pendemo yang berada di dekat Universitas Sanaa, yang berdemo sejak 21 Februari meskipun gelombang serangan menimpa mereka.
Langkah mereka juga didukung oleh ketua suku berpengaruh Yaman, Sadiq al-Ahmar. Dia menyerukan agar Presiden Ali Abdullah Saleh segera mundur. Pada 2 Februari 2011, Saleh mengumumkan akan mundur pada 2013.
Sementara itu, di kota Sanaa tampak tank-tank militer mulai diterjunkan pasca dua jenderal membelot dan mendukung oposisi. Tank tersebut mengambil posisi di lokasi-lokasi penting di Sanaa, seperti di istana presiden, bank sentral dan kementerian pertahanan. Namun, tidak jelas siapa dan perintah apa yang diberikan kepada mereka.
sumber :detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar